Memasukkan sebuah video ke post memang hal yang sangat umum dilakukan. Selain memberikan konten yang lebih beragam biar tidak bosan, dengan adanya video juga bisa memperjelas maksud dari post tersebut. Hampir semua CMS memberi support untuk memasukkan video ke dalam sebuah post.

Beberapa minggu yang lalu saya membaca ulang dokumentasi Jekyll. Mulai dari bagian ‘Welcome’ sampai habis. Sebuah pertanyaan muncul di kepala saya. Bagaimana kalau pengguna yang awam, yang belum memahami banyak tentang Jekyll, mencoba untuk memakai layanan seperti Prose atau markdown-writer (sebuah package untuk Atom) ?

Gambar adalah konten kedua terbanyak di web menurut saya. Bahkan gif pun juga termasuk gambar, walaupun bergerak. Dulu ukuran file gambar tidak terlalu diperhatikan. Saya juga dulu dengan sembarangan melakukan upload gambar ke blog tanpa peduli berapa ukurannya. Tapi itu dulu, sekarang sudah beda. Hanya saja masih ada beberapa website yang belum melakukan compression terhadap konten gambar yang mereka punya. Padahal seharusnya mereka melakukannya agar web mereka cepat dan tidak terlalu banyak memakai kuota data.

… bermalas-malasan selama 10 tahun mungkin. Jujur aja, 140M itu buaaanyak banget OMG my baby hunny. Untuk lebih detil, mari berhitung.

Masalah lama sebuah situs yang statis: commenting system. Itulah alasan kenapa dulu saya sempat menggunakan komments (komments.net) (link error). Support markdown dan code block. Sempurna. Awalnya saya pikir bagus, tapi masalahnya adalah JavaScript. Di satu sisi hanya JavaScript satu-satunya alternatif untuk ‘menghadirkan’ konten yang dinamis di situs yang statis, tapi di sisi lain saya bukan fans JavaScript.

You’ll find this post in your _posts directory. Go ahead and edit it and re-build the site to see your changes. You can rebuild the site in many different ways, but the most common way is to run jekyll serve, which launches a web server and auto-regenerates your site when a file is updated.

Android 6.0 Marshmallow kemungkinan rilis di tahun ini. Mari kita bongkar apa saja yang baru.

Kenapa di beberapa file penamaan class-nya banyak menggunakan – atau __ ?

Sebelum mulai, ada beberapa hal yang harus kalian perhatikan sebelum baca lebih lanjut, diantaranya: Saya akan melakukan tes di 2 browser yang penggunanya lumayan banyak, Google Chrome dan Mozilla Firefox. Versi Chrome: 44.0.2403.61 Beta. Versi Firefox: Developer Edition 40.0a2 (2015-06-03). Kalau kalian menggunakan versi yang stable, mungkin akan beda. Saya adalah fans Mozilla, karena mereka pada dasarnya bukan perusahaan. Sejak awal 2012 saya beralih ke Chrome karena Firefox mulai agak lambat saat itu. Tes yang dilakukan adalah tes dukungan terhadap HTML5 dan CSS3. Tes dilakukan dengan mengunjungi HTML5test dan CSS3test

Awalnya ingin mendalami lebih jauh mengenai fuction di Sass. Akhirnya malah mendarat di The Sass Way. Di artikel yang berjudul Using pure Sass functions to make reusable logic more useful. Lumayan menarik. Makanya aku post. Nanti kalau lupa, udah ada dokumennya jadi ga ribet carinya.