Jadi beberapa hari yang lalu (atau kemaren ?), ada tweet berupa link. Tweet itu memiliki hashtag #30DaysWritingChallenge. Kaget juga ternyata kalau bisa seproduktif itu dalam hal membuat tulisan apapun setiap hari selama 30 hari.
Sampai akhirnya saya ikutan juga .
Orang lain seproduktif ini.
— @akhyarrh (@akhyarrh) November 7, 2020
Aku: https://t.co/iR4SO6qy27 pic.twitter.com/WIidNGgVsf
Tantangannya mungkin terdengar sangat sederhana, buat tulisan/catatan/jurnal apapun setiap hari selama 30 hari, lalu publikasikan dimanapun. Bisa sebagai catatan atau status Facebook, platform untuk blogging seperti Medium, Dev.to, Hashnode, dan sebagainya.
Tapi percayalah tidak semudah itu untuk tetap produktif selama 30 hari. Bahkan saya pun pernah selama 1 tahun tidak membuat catatan apapun di blog ini. Dimulai dari 2017 sampai akhirnya 2019 saya bisa membuat tulisan lagi disini.
Supaya setiap hari selalu ada yang dibahas, maka pada hari pertama ini saya mau mencatat mengenai semakin banyaknya platform untuk blogging yang lebih modern.
Sejauh yang saya ingat, dulu sebenarnya banyak platform sejenis yang memudahkan untuk bloging dengan cara yang lebih simpel. Dimulai dengan svbtle, lalu juga ada postach yang menggunakan Evernote. Tapi yang benar-benar banyak digunakan saat itu adalah Medium.
Berbeda dengan platform semacam Blogger atau Tumblr, dimana kita bisa bebas mau tampilan seperti apapun, bisa menambahkan widget apapun dan sebagainya. Konsep platform blogging semacam Svbtle, Postach, Medium, dan sejenisnya, lebih sederhana.
Kita hanya bisa melakukan sedikit kustomisasi, misalnya mengubah warna latar belakang, warna huruf, warna link, tapi tidak bisa mengubah layout secara keseluruhan.
Walaupun dengan beberapa keterbatasan yang disebutkan, kelebihannya adalah fokus utamanya adalah konten. Fokus pengguna memang hanyalah membuat konten. Tanpa perlu pusing banyak memikirkan hal lain. Hal-hal seperti manajemen komentar, pembuatan RSS/Atom feed, cross-post ke media sosial, pembuatan OG image, kompresi aset, CDN, dan berbagai hal teknis lainnya dilakukan oleh platformnya.
Selain itu, platform tersebut biasanya juga mendukung pemakaian domain pribadi, menggunakan markdown untuk membuat tulisan, bisa menambahkan pengguna lain sebagai kolaborator atau bahkan membuat tim. Pengguna juga bisa melakukan ekspor terhadap isi akunnya.
Dengan beberapa kelebihan, dan juga kekurangan, yang sudah disebutkan, rasanya tidak salah kalau saya bilang platform-platform tersebut bisa dibilang sebagai salah satu cara untuk mempublikasi catatan/tulisan/jurnal/artikel/apapun.
Berikut adalah daftar beberapa platform blogging yang saya tahu:
- Svbtle. Setahu saya Svbtle ini tidak gratis.
- Postach.io. Memerlukan akun Evernote dan sedikit setup.
- Medium. Paling populer. Sudah mendukung pengguna untuk bisa membuat konten yang tidak tersedia secara gratis.
- Dev. Kebanyakan digunakan oleh para developer (pembuat aplikasi, admin web, perangkat lunak, dan lain-lain).
- DevDojo. Sama seperti Dev, kebanyakan digunakan para developer.
- Hashnode. Walaupun juga kebanyakan digunakan para developer, tapi bisa juga dipergunakan untuk mempublikasi topik yang tidak berkaitan dengan teknologi.
Berdasarkan daftar diatas, bisa dilihat bahwa Medium lebih bertujuan untuk audience yang lebih luas. Selain mudah untuk dipergunakan, bisa melakukan kustomisasi yang cukup banyak, dukungan menggunakan domain pribadi, dan bisa jadi sumber penghasilan.
Sekian. Semoga saja bisa jadi referensi bagi yang tertarik untuk mencoba blogging dan ikutan #30DaysWritingChallenge.
Doakan biar saya bisa tetap produktif selama 29 hari tersisa. Bye
Komentar